Gunung Merbabu ialah gunung api yang bertipe Starto yang berada di Jawa tengah. Secara administratif, gunung ini membentang di tiga kabupaten di Jawa tengah, yakni Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Semarang.
Gunung Merbabu memiliki tempat pertapaan yang populer dan pernah disinggahi oleh Bujangga Manik, seorang sastrawan Sunda yang melingkari tanah Jawa dan Bali. Secara etimologi, nama Merbabu datang dari kata “Meru” yang memiliki arti gunung dan “Abu” hingga secara definitif, Merbabu berarti Gunung Abu.
Daftar Isi:
5 Mitos Gunung Merbabu
Gunung Merbabu dikenal juga dengan lajur pendakian sebagai target beberapa pendaki dan pecinta alam. Tetapi, Gunung Merbabu mempunyai elemen mistik yang kaut dan cukup banyak beberapa pendaki yang alami peristiwa mistik saat ada di lajur pendakian Gunung Merbabu ini. ada 5 Mitos di lajur pendakian Gunung Merbabu, yakni:
Macan Merbabu
Macan Merbabu atau dikenal juga dengan panggilan hantu macan loreng dikisahkan sukai mengusik dengan aumannya yang tidak berbentuk. Bahkan juga sempat ada kematian seorang wanita yang diperhitungkan terserang oleh makhluk gaib berbentuk macan itu pada 2008 lalu. Saat ditemukan, wanita itu meninggal pada kondisi ada cedera gigitan binantang buas. Informasi ini jadi polemis karena warga percaya jika di Gunung Merbabu tidak ada macan atau harimau.
Watu Gubug
Keangkeran watu gubug telah familiar di kelompok pendaki yang sempat atau umum lewat lajur Thakelan. Batu tertumpuk seperti gua kecil di lajur itu kabarnya jadi pintu masuk kerajaan gaib Gunung Merbabu dan ucapnya kerap dikunjungi untuk ritus dan kerap jadi pendaki untuk berlindung.
Setan Minta Gendong
Konon di Pasar Setan yang dikenali dengan Pasar Dieng Gunung Merbabu kerap ada setan yang meminta gendong ke pendaki. Makhluk lembut itu akan duduk di atas pendaki dan tanpa diakui pendaki arahkan mereka ke pucuk gunung. Umumnya setan meminta gendong pilih pendaki yang menyukai mengeluhkan dan ada dengan keluarkan wewangian aroma yang menusuk.
Mahkluk Tinggi besar
Dikenal juga bernama lain genderuwo ini, menurut dogma sering tersebar antara beberapa warga dan pendaki di Gunung Merbabu di waktu malam hari. Makhluk ini jadi peringatan untuk beberapa pendaki supaya selalu menghargai gunung dengan jaga sikap dan sekitar lingkungan.
Kerajaan Puncak Gunung
Kerajaan gaib ini ialah yang paling banyak dipercaya warga. Kabarnya, saat Dinasti Mataram berkuasa, Gunung Merbabu dijadikan pusat pemerintah, persisnya di Pucuk Kenteng Songo. Bertepatan dengan itu, kerajaan gaib ada juga pada tempat itu. Kerajaan gaib itu mempunyai fasilitas dan prasarana seperti alun-alun, pintu gerbang, jalan, pasar dan yang lain. Alun-alun kerajaan gaib Gunung Merbabu konon ada di Pos IV Lempong Sampan. Lantas ada dua pasukan yang masing-masing mengenakan seragam merah dan hijau.
Mitosnya, siapapun yang seperti warna seragam pasukan merah akan diusir, kebalikannya akan dterima oleh pasukan warna hijau. Karena itu, pendaki dianjurkan tidak menggunakan baju warna merah atau hijau saat mendaki Gunung Merbabu untuk menghindar sesuaitu yang tidak diinginkan.