Kabupaten Klaten sebagai salah satunya kabupaten Jawa tengah yang mempunyai peninggalan budaya berbentuk candi Hindu dan Budha yang lestari sampai sekarang ini. Walau sempat hancur karena gempa yang mengguncangkan Jogja pada tahun 2006, tapi bangunan itu telah diperbarui dan kembali berdiri dengan gagah.
Daftar Isi:
5 Rekomendasi Wisata Candi di Klaten
Tidak cuma candi Prambanan saja, banyak situs warisan monumental terutamanya candi yang sekarang ini jadi tempat rekreasi monumental di kabupaten Klaten yang dapat kamu datangi dan dapat menambahkan wacana kamu. Berikut 5 rekreasi candi di Klaten dengan design arsitekturnya yang super kece!
Candi Plaosan Lor
Candi Plaosan Lor ini populer dengan sejarahnya yang romantis, karena candi ini dibuat sebagai hadiah pernyataan rasa cinta Raja Dinasty Sanjaya, Rakai Pikatan ke Pramudya Wardani putri dari Dinasty Shailendra, istrinya. Hingga arsitektur candi ini selalu sejumlah dua yang mengisyaratkan jika telah sepasang, selalu harus bersama.
Candi yang berada di Jl. Candi Plaosan, Klaten ini selainnya mempunyai lambang makna kesetiaan, sebagai penyatu agama Hindu dan Buddha. Tempatnya yang bersih dan asri, dengan wujud bangunannya yang epik, membuat Candi Plaosan Lor bukan hanya jadi tempat rekreasi tapi juga kerap dijadikan lokasi pengambilan foto pre wedding.
Candi Merak
Ditemukan sekitar tahun 1925, sesuai namanya, di tempat Candi Merak dahulunya ada pohon Joho yang besar dan jadi sarang burung merak. Tetapi karena tuanya usia pohon Joho, pohon itu roboh dan akarnya tercabut ke atas lalu mengakibatkan tanah di bawah terangkut ke atas. Dan saat tersebut ada banyak arca sekalian ditemukan Candi Merak.
Candi ini berada di Dusun Karangnongko, Klaten, Jawa tengah dengan berdasar belakang agama Hindu yang bisa disaksikan dari arca-arca Candi Merak, seperti lingga yoni, arca Ganesa, dan arca Durga. Candi merak sebagai candi yang dibuat oleh Kerajaan Mataram Kuna seperti Candi Sewu, Candi Prambanan, dan Candi Plaosan.
Candi Sojiwan
Candi Sojiwan atau Candi Sajiwan sebagai kombinasi candi Hindu dan Buddha yang berada di dusun Kebon Dalam Kidul, Prambanan, Klaten, Jawa tengah, lebih kurang 2 km ke selatan dari Candi Prambanan.
Menurut riwayat, Candi Sojiwan dibuat oleh Raja Balitung sebagai wujud penghormatan pada neneknya, Nini Haji Rakryan Sanjiwana yang beragama Buddha.
Candi ini mempunyai keunikan ada sekitaran 20 relief yang terkait dengan beberapa cerita Pancatantra atau Jataka dari India.
Di kaki Candi Sojiwan ada relief binatang atau fabel yang terkait dengan narasi Jataka seperti ada relief kera yang menyiiasati buaya agar seberangi sungai, perlombaan burung garuda dan kura-kura, dan ada banyak kembali.
Candi Lumbung
Candi Lumbung ialah candi yang berada di teritori Prambanan, persisnya di Dusun Benar, Dusun Bugisan, Klaten, Jawa tengah. Candi ini sebagai salah satunya candi yang masuk ke teritori Prambanan. Dibikin oleh kerajaan Mataram Kuno pada era kesembilan sampai era kesepuluh, Candi Lumbung berdasar belakang candi Buddha.
Candi ini berdiri di atas batu dengan tinggi sekitaran 2,5 m dan terbagi dalam candi induk yang dikitari oleh 16 candi perwara. Candi khusus sekarang ini telah tinggal puing-puing, berwujud poligon bersisi 20 dengan denah dasar selebar 350 m2.
Tangga dan pintu masuk berada disebelah timur. Pintu masuk diperlengkapi bedeng penampil dan lorong ke arah ruangan pada tubuh candi.
Candi Bubrah
Sama dengan Candi Lumbung, Candi Bubrah termasuk juga dalam teritori candi Prambanan persisnya di Dusun Benar, Dusun Bugisan, Prambanan, Klaten, Jawa tengah. Warga di tempat memberikan nama Candi Bubrah karena saat diketemukan pada kondisi hancur. Candi ini dibuat dari formasi batu andesit, dengan denah segi panjang memiliki ukuran 12×12 mtr..
Candi Bubrah dipercaya berdasar belakang Buddha dan dibangun dalam komplek tempat penyembahan ini dibuat oleh Rakai Panangkaran yang dikatakan sebagai Syailendra Wangsa Tilaka atau mutiara keluarga Syailendra. Ide karateristik candi ini yakni 1 stupa dikitari 8 stupa, lalu dikitari kembali oleh 16 stupa. Dan sisi luar badan candi ada lubuk-relung berisi arca Dhyani Buddha.